Sabtu, 27 September 2014

Sambungan


D. Sambungan


Sambungan merupakan gabungan dari beberapa komponen menjadi satu komponen dengan menggunakan media sambung. Sehingga sambungan berfungsi sebagai pengikat dan penghubung. Secara umum sambungan dapat dibagi menjadi dua yaitu sambungan tidak tetap (seperti : sambungan baut) dan sabungan tetap (seperti : sambungan paku keling dan sambungan las). Sambungan dikatakan tidak tetap karena setelah dilakukan penyambungan mudah untuk dibuka kembali (tidak dengan merusak sambungan tersebut), sedangkan dikatakan tetap karena setelah dilakukan penyambungan tidak dapat dibuka kembali kecuali dengan merusak sambungan tersebut.

1. sambungan baut/ulir

Sambungan ulir merupakan gabungan dari beberapa komponen menjadi satu komponen dengan menggunakan ulir sebagai pengikatnya.

a. Macam-macam ulirBerdasarkan sistemnya
1) Ulir tunggal
2) Ulir ganda
3) Ulir tripel

Berdasarkan bentuknya
1) Ulir metris
2) Ulir uni
3) Ulir whitworth
4) Ulir gas whitworth
5) Ulir persegi tunggal
6) Ulir trapesium

Berdasarkan fungsinya
1) Ulir luar (baut)
2) Ulir dalam (mur)

Berdasarkan arah alirannya
1) Ulir kanan
2) Ulir kiri

b. Bentuk profil ulirBentuk profil ulir diantaranya :

1) Bentuk profil ulir luar dan ulir dalam

Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan ulir luar dan ulir dalam. Ulir luar dapat disebut sebagai baut sedang ulir dalam disebut mur.









Gambar b.1 Ulir luar dan ulir dalam


2) Bentuk profil ulir tunggal, ulir ganda dan ulir tripel

Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya satu jalur yang melilit silinder, dan disebut dua atau tiga jalan bila ada dua atau tiga jalur. Kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir ganda atau tripel besarnya kisar berturut-turut sama dengan dua kali dan tiga kali jarak baginya.











Gambar b.2 Ulir tunggal, ulir ganda dan ulir tripel

3) Bentuk profil ulir kanan dan ulir kiri

Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri. Ulir kanan akan bergerak maju bila diputar searah jarum jam, sedang ulir kiri akan maju bila diputar berlawanan dengan jarum jam. Umumnya ulir kanan lebih banyak dipakai.







Gambar b.3 Ulir kiri dan ulir kanan


4) Bentuk profil ulir metris

Jenis ini banyak dipakai di Eropa sebagai dan satuan yang dipakai adalah millimeter, sudut ulirnya 60o.






Gambar b.4 Ulir metris

5. Bentuk profil ulir uni

Ulir ini mempunyai sudut 60o, diameter luar (D) dinyatakan dalam inci.





Gambar b.5 Ulir uni

6. Bentuk profil ulir whitworth

Ulir whitworth mempunyai sudut 55o, dan termasuk ulir kasar.









Gambar b.6 Ulir whitworth


7. Bentuk profil ulir persegi tunggal


Ulir ini biasanya dipakai untuk sambungan-sambungan yang bergerak seperti dongkrak, mesin-mesin produksi, dan lain-lain.




Gambar b.7 Ulir persegi tunggal






8. Bentuk profil ulir trapesium


Ulir trapesiun juga banyak dipakai untuk sambungan-sambungan yang bergerak seperti pada halnya pada ulir persegi. Sudut ulirnya adalah 30o.









Gambar b.8 Ulir trapesium

c. Prinsip kerja sambungan ulir

Penyambungan dengan menggunakan ulir yaitu dengan memperimpitkan kedua pinggir pelat yang telah diberi lubang ulir. Kemudian batang ulir (baut) dimasukkan pada lubang tersebut sebagai pengikat sambungan.
d. Fungsi sambungan ulir

1. Pengikat atau pemasang, seperti baut-skrup
2. pemindah tenaga, seperti dongkrak ulir




III. Sambungan keling

Sambungan keling merupakan gabungan dari beberapa komponen menjadi satu komponen dengan menggunakan keling sebagai pengikatnya.

a. Macam-macam bentuk kampuh keling

1. Kampuh berimpit

Cara penyambungan yaitu dengan memperimpitkan kedua pinggir pelat yang disambung, kemudian dilakukan pengeboran, dimasukkan paku keling dan dipress.






Gambar b.9 Kampuh berimpit dikeling tunggal




Gambar b.10 Kampuh berimpit dikeling ganda

2. Kampuh bilah tunggal


Cara penyambungan yaitu dengan menggabungkan kedua sisi pelat, kemudian diletakkan bilah di atas pelat tersebut, dilakukan pengeboran, dimasukkan paku keling dan dipress.


Kampu bilah tunggal dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya tarik terlalu besar. Jika P terlalu besar, dapat menyebabkan lengkung bilah dan meregangkan sambungan.






Gambar b.11 Bilah tunggal Gambar b.12 Lengkung bilah



3. Kampuh bilah ganda


Kampuh bilah ganda banyak digunakan untuk sambungan yang menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi, misalnya sambungan memanjang badan ketel.

Gambar b.13 Kampuh bilah ganda


b. Macam-macam paku keling




Gambar b.14 Jenis-jenis kepala paku keling


c. Fungsi sambungan keling


1. Sambungan kuat


Sambungan keling kuat adalah sambungan keling yang hanya memerlukan kekuatan saja. Misalnya sambungan keling kerangka bangunan, jembatan, blok mesin dan lain-lain.

2. Sambungan kuat dan rapat

Sambungan keling kuat dan rapat adalah sambungan keling yang memerlukan kekuatan dan kerapatan. Misalnya sambungan keling ketel uap, tangki-tangki muatan tekanan tinggi, dan dinding-dinding kapal.

3. Sambungan rapat

Sambugan keling rapat adalah sambungan keling yang memerlukan kerapatan. Misalnya sambungan keling tangki-tangki zat cair dan bejana tekanan rendah.


IV. Sambungan las

Sabungan las adalah gabungan dari beberapa komponen menjadi satu kompunen dengan menggunalan las sebagai pengikatnya.

a. Macam-macam kampuh las

Kampuh las dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya :

1. Kampuh tepi

Kampuh tepi ini dipakai untuk mengelas pelat-pelat yang tipis seperti kaleng-kaleng,baja, dan lain-lain yang mempunyai ketebalan kurang dari 2 mm.







Gambar b.15 Kampuh tepi


2. Kampuh “V” terbuka


Digunakan untuk mengelas pelat dengan ketebalan 3 – 28 mm dan haya dapat dilas pada satu sisi saja.








Gambar b.16 Kampuh “V” terbuka


3. Kampuh “V” tertutup


Las ini dipakai bila pelat dapat dilas pada dua sisinya.







Gambar b.17 Kampuh “V” tertutup


4. Kampuh “X”


Kampuh “X” ini dipakai bila akan mengelas bolak-balik.







Gambar b.18 Kampuh “X”


5. Kampuh “U”

Kampuh “U” ini dipakai bila akan mengelas bolak-balik (lihat gambar b.19).

6. Kampuh “U” ganda

Kampuh “U” ganda dipakai untuk pelat-pelat yang lebih tebal (lihat gambar b.20).





















Gambar b.19 Kampuh “U” Gambar b.20 Kampuh “U” ganda


7. Kampu “T”



Gambar b.21 Kampuh “T”


b. Prinsip kerja penyambungan las

Memanaskan bagian-bagian yang akan disambung. Kemudian pada bagian tersebut ditambah dengan bahan tambahan dengan jenis yang sama dengan cara melelehkan bahan tersebut.

c. Fungsi sambungan las

Fungsi sambungan las adalah untuk menyambung benda yang membutuhkan kerapatan, kuat dan tidak membutuhkan bilah.

Keuntungan dari kampu las jika dibandingkan dengan sambungan paku keling, antara lain :

1. Rapat (tidak bocor)
2. Lebih kuat
3. Ringan
4. Tidak membutuhkan bilah

Kerugiannya adalah dapat menyebabkan tegangan-tegangan penyusutan, sehingga dapat mengubah bentuk benda.

Contoh penggunaan sambungan las antara lain :
1. Konstruksi rangka pesawat terbang
2. Konstruksi rangka jembatan
3. Konstruksi rangka gedung bertingkat
4. Konstruksi rangka otomotif

0 komentar:

Posting Komentar